Wednesday 12 August 2009

Menjalani Profesi dengan semangat yang Mantap

Profesi yang dimaksudkan disini bukan pengertian umum yang mengeneralisasikannya sebagai "Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran dsb) tertentu" (KBBI), tetapi lebih pada jenjang program pendidikan ilmu Keperawatan yang ditempuh setelah memproleh gelar Sarjana Keperawatan (SKep).
Ada orang beranggapan bahwa mengikuti program profesi itu melelahkan, menakutkan dan hampir tidak ada dampak positif yang bisa kita petik dengan mengikuti progaram tersebut. Namun disisi lain ada, ada juga yang beranggapan bahwa dengan terlibatanya kita diprogram profesi, justru mendapatkan manfaat yang tidak sedikit bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti proram profesi, misalnya: menambah keterampilan soft skil dan hard skil, menambah pengalaman, bertemu banyak orang dan bila saling share tentang pengalaman hidup dan masih banyak keuntungan lain yang akan muncul sendiri tanpa kita sadari.

Itulah fenomena yang terjadi saat akan menjalani profesi. Ada perasaan gundah gulana, wara wiri tak menentu, cemas, ragu dan bingung bagaimana realita profesi keperawatan di lapangan, seakan idealisme yang tinggi dimasa perkuliahan terancam ambruk dihadang oleh prosedur dan aturan yang berlaku di negara ini yang sampai saat ini belum berpihak terhadap salah satu profesi yang mulia ini. Itulah. Itulah tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa keperawatan kebanyakan, mahasiswa reguler khususnya yang notabene belum punya pengalaman klinik sama sekali, masih buta terhadap tetek bengek pergulatan persaingan industri kesehatan. Sekarang pertanyaannya adalah "Bagaimana kita menghadapi kondisi itu? Apa Solusi yang baik untuk mengatasi permasalah tersebut?"


Koreksi otokritik bagi mahasiswa keperawatan, apakah kita sudah siap? Siap dengan bekal ilmu yang memadai dan persiapan mental yang cukup. Kita tidak perlu khawatir dan gentar menghadapi masa profesi nanti. Toh yang kita hadapi juga sama-sama manusia, manusia biasa, bukan manusia besi ataupun manusia baja. Satu hal lagi yang perlu kita sadari, masa profesi adalah masa belajar, belajar untuk menjadi perawat profesional, perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus tentang keperawatan dan bisa menjalankan perannya sebagi perawat sesuai dengan kode etik profesi atau paling tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)yang berlaku. Hal tersebut dijelaskan untuk memberi penegasan bahwa dalam proses belajar butuh proses, artinya ketika kita akan masuk tahap profesi yang pada hakekatnya belum terampil, itu bukanlah suatu masalah yang harus ditakuti, tetapi marilah kita jadikan keterbatasan tersebut sebagai batu loncatan untuk belajar lebih giat lagi dengan semangat yang menggebu-gebu.

Tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi. Jangan mengeluh dan menggerutu. Jangan mengatakan "Tuhan saya mempunyai masalah besar yang tidak bisa saya atasi", tetapi katakanlah "Masalah, saya punya Tuhan yang besar yang siap membantu saya dalam segala situasi dan kondisi, dengan pertolongannya masalah sebesar apapun saya PASTI bisa mengatasinya !!!"

Ayo rekan-rekan kita pasti bisa. Saya pasti bisa!!!!!
Hidup Perawat Indonesia.


Semangat!!!! Semangat !!!!