Monday 17 August 2009

HASIL PA YAKOBUS 3:1-12 (DOSA KARENA LIDAH)

Latar Belakang

• Penulis
Penulis kitab Yakobus adalah Yakobus sendiri (Yak 1:1), dan dia mungkin adalah saudara laki-laki Yesus, dan memimpin dewan Jerusalem. Ada 4 orang yang memiliki nama Yakobus di NT, dan penulis kitab ini bukanlah Rasul Yakobus yang sudah meninggal sebelum kitab ini dituliskan dan tidak pula 2 orang Yakobus lainnya.

Yakobus adalah satu dari beberapa saudara laki-laki Yesus dan kemungkinan yang paling tua karena di Mat 13:55 namanya disebutkan paling awal. (Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?).
Pada awalnya ia tidak percaya kepada Yesus dan bahkan menantang Yesus dan tidak memahami misiNya, sampai pada akhirnya ia menjadi orang yang sangat terkemuka di gereja:
• Kepada Yakobus Yesus menampakkan diriNya setelah kebangkitanNya (1 Kor 15:7 Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul).
• Paulus menyebutnya “pillar” (tiang, sendi, sokoguru) gereja (Gal 1:19 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat).
• Paulus dalam perjalanannya ke Jerusalem, melihat Yakobus (Gal 1:19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus).
• Paulus melihat hal yang sama dalam perjalanannya yang terakhir.
• Ketika Petrus ditolong dari penjara, ia memanggil Yakobus sebagai temannya. (Kis 12:17)
• Yakobus adalah pemimpin yang berperan penting dalam dewan Jerusalem (Kis 15:13 Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku)

Yakobus meninggal sebagai martir (c. A.D 62)


2) Waktu Penulisan
Diperkirakan surat ini ditulis awal tahun 60an.

3) Penerima
Penerimanya secara eksplisit di sebutkan dalam Yak 1:1 “kepada kedua belas suku di perantauan”. Beberapa mendapatkan bahwa kitap ini ditujukan kepada semua orang Kristen, tetapi pada waktu itu ditujukan untuk ‘kedua belas suku’ orang Yahudi Kristen. Penerimanya orang Kristen jelas terlihat dari Yak 2:1 (Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka), 5:7-8. Ini artinya sangat masuk akal jika penerimanya tersebut adalah orang-orang percaya dari Jerusalem, yang setelah kematian Stefanus sebagai martir tersebar sejauh Phoenicia, Cyprus, dan Syrian Antioch.
Pengetahuannya yang sangat mendalam tentang pembacanya terlihat jelas dalam surat ini. Yakobus sangat mengetahui tentang kondisi pembacanya (pada saat itu).
Sebagai pemimpin gereja Yerusalem, Yakobus menulis surat ini sebagai pastor untuk memerintahkan dan mendorong jemaat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan.

4) Karakteristik Khusus
Karakteristik yang membuat surat ini istimewa adalah:
• Sudah pasti nature Yahudi
• Penekanannya pada dasar-dasar kristiani, dikarakteristikkan dengan perbuatan baik dan iman yang tetap bekerja (iman sejati harus dan akan diikuti oleh life-style yang konsisten baik)
• Penyusunannya mudah dipahami
• Mirip dengan teknik yang digunakan Yesus dalam Khotbah di Bukit
• Mirip seperi pribahasa/perumpamaan
• Orang Yunanai yang excellent

5) Outline Kitab
I. Salam (1:1)
II. Pencobaan dan Godaan (1:2-18)
a. Ujian iman (1:2-12)
b. Sumber godaan (1:13-18)
III. Mendengar dan Melakukan (1:19-27)
IV. larangan terhadap sikap pilih kasih (2:1-13)
V. Iman dan tindakan (2:14-26)
VI. Penjinakan lidah (3:1-12)


Yuukkk Mulai PA perikopnya…. Yuk!!!

Jesus bless me and help me knowing Your purpose by this letter…


James 1:1-12 (Taming The Tongue) means Yakobus 1:1-12 (Dosa karena Lidah), EXELLENT Leo!!!!!!! (penting ya????)


Outline perikpnya menurut aku:
1. ayat 1-4 perumpamaan/ pengibaratan tetang lidah
2. ayat 5-8 fakta tentang lidah
3. ayat 9-12 nasihat Yakobus b.d lidah


Kita pa kan per ayat ya..

1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.

… sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Tugas seorang guru adalah mengajari, mendidik orang lain dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap anak didiknya, guru dijadikan teladan oleh anak didiknya dan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Jangan sampai guru mengajari muridnya tetapi ia sendiri tidak melakukan apa yang ia ajarkan.
Yakobus mau mengingatkan jemaat untuk tidak munafik, mengajari orang, tapi ia sendiri tidak melakukannya dan juga tidak menghakimi orang lain.

Mat 7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Roma 2:21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri?

Kalau di bawa dalam kehidupan kita sehari hari, bukan berarti menjadi guru di instansi pendidikan dilarang, tatapi maksudnya jangan terlalu gampang men-judge dan sok-sok menasihati orang lain. Akan sangat lebih baik jika kita mengajari orang lain melalui perbuatan kita, biar orang lain melihat apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita katakan.

Refleksi pribadiku, sepertinya selama ini seringnya aku masih munafik ke orang lain. Hiks..

2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

I raja2 8:46 Apabila mereka berdosa kepada-Mu—karena tidak ada manusia yang tidak berdosa—dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat,
Dari ayat ini, di ingatkan lagi bahwa semua manusia berdosa

Mzr 39:2 (39-2) Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku."
1 Perus 3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu”

Orang sempurna… Orang yang sudah dapat mengontrol lidahnya berarti orang tersebut dapat mengontrol seluruh aspek kehidupannya.
Jadi kuncinya disini adalah lidah, kalau sudah bisa mengontrol lidah, maka amanlah seluruh hidupnya. Perfect person!!!. Tapi masalahnya tidak ada satu orangpun yang bisa mengontrol lidahnya sendiri.

Mat 12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum

… dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya
NIV… able to keep his whole body in check
Yakobus 1:26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Diingatkan lagi kepada kita kalaupun kita rajin beribadah, rajin kegereja, namun apabila lidah kita belum dapat kita kontrol artinya kita masih ada masalah dengan orang lain akibat perkataan kita, ibadah kita tidak ada artinya, sia-sia.
So, marilah saling memaafkan dulu, jangan ada dusta diantara kita..

3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

(Mzr 12-3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang. (12-4) Biarlah TUHAN mengerat segala bibir yang manis dan setiap lidah yang bercakap besar,

Mzr 32:9 Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.

Dari ayat 3-5 adalah penjelasan ayat 2. Dari ayat 3 Yakobus mengambil contoh kuda. Kuda yang mulutnya dikekang, maka kita dapat mengontrol kuda itu, mau di bawa kemana suka-suka kita, di suruh lari atau berhenti dapat kita lakukan dengan menarik tali yang menempel di mulutnya. Sama halnya dengan kapal. Kemudinya di ibaratkan sebagai mulut kapal.
Lidah dapat menjadi sumber masalah besar. Seperti ada pepatah mengatakan mulutmu adalah harimaumu. Dengan organ kecil ini dapat memicu pertengkaran kecil sampai pertengkaran besar, ejek mengejek bahkan dapat menimbulkan pembunuhan dsb. Lidah, walaupun ia kecil namun dapat membakar dunia!!! Wow..!!!

6 Lidahpun adalah api1; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh2 dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

1. (Amsal 16:27 Orang yang tidak berguna menggali lobang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan).
2. (Mat 15: 11 "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." 18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.)


… suatu dunia kejahatan, dalam NIV world of evil
… dinyalakan oleh api neraka, dalam NIV set on fire by hell. Artinya lidah yang adalah api, dinyalakan oleh api neraka, sumber dari kejahatan yang ditimbulkan oleh lidah adalah setan. Orang yang mendatangkan kejahatan lewat mulutnya berarti setan/iblis masih menguasai dia

(Mat 5:22, Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Dari ayat 6 ini jelas terlihat bahwa lidah dapat mendatangkan masalah dalam diri manusia itu, dapat menodai seluruh tubuh, membuat Nazis, mendatangkan kejahatan. Orang yang mendatangkan kejahatan lewat mulutnya berarti setan/iblis masih menguasai dia

7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah1,

1. kej 1: 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

… diciptakan menurut rupa Allah. NIV in God’s likeness. Artinya setelah manusia diciptakan Allah menurut rupaNya, apabila memaki, menutuk manusia berarti memaki, mengutuk Allah juga.
Jadi tidak boleh suka memaki-maki orang lain juga, bergosip ya…

10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara?1 Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.


1. Mat 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?

Ayat 10-12 ini merupakan nasihat Yakobus, agar setiap orang berusaha untuk menjaga mulutnya. Sebab tidak mungkin dari mata air yang sama keluar air tawar dan air pahit. It is just so with the tongue, tidak boleh keluar berkat dan kutukan dari mulut yang sama. Becarefull !!!


Jadi yang aku dapatkan dari perikop ini adalah fakta bahwa sangat sulit untuk menjinakkan lidah. Lidah yang belum jinak, artinya lidah yang masih sulit dikontrol, akan menimbulkan berbagai masalah, persoalan hidup dengan sesama manusia, termasuk juga Allah.
Yakobus mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan lidah, walaupun ia organ yang kecil namun ia dapat menimbulkan masalah yang sangat besar. Kita sebagai orang-orang yang sudah mengenal Kristus harus bisa untuk mulai mengontrol lidah kita, mengupayakan supaya kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang membangun, bukan kata-kata yang mencaci atau menjatuhkan orang lain.

Tentunya ini bukan pekerjaan yang mudah, apalagi kita hidup dalam lingkungan yang sangat beragam; teman-teman yang berbeda suku, ras, daerah, agama, dan kita termasuk golongan yang minoritas dalam komunitas kampus kita. Bahkan yang sama-sama Kristen pun masih sangat sering muncul masalah, kaarena perbedaan karakter, pendapat. Dan itu sangat berpotensi untuk menimbulkan konflik. Dalam situasi yang beragam itulah perlunya kemampuan kita sebagai anak-anak Tuhan untuk dapat mengontrol lidah kita, agar kita berhati-hati dengan ucapan kita. Tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan atau menyinggung perasaan orang lain.

Terus diingatkan lagi, kalau sebagai manusia kita harus memilih: apakah kita hidup dengan mau untuk mengontrol lidah kita, atau hidup tanpa ada usaha untuk mengontrl lidah. Sebab tidak mungkin dari mulut yang sama keluar pujian dan berkat sekaligus. Sebagai anak-anak Allah, kita harus mengusahakan agar lidah kita/ mulut kita mengeluarkan pujian, pujian yang menyenangkan hati Allah dan sesama manusia di komunitas kita masing-masing.



Refleksi pribadi.
Dalam kehidupanku secara pribadi, masih sangat sering mengeluarkan kata-kata kasar. Maksud hatiku sebenarnya bukan untuk menyakiti hati orang lain, just kidding. Tapi hati orang siapa yang tahu. Mungkin bagiku kata-kata itu tidak menyakitkan, tetapi bagi orang lain mungkin itu bisa saaaangat menyakitkan. Hal itu yang selama ini kurang aku sadari, apalagi pada awal masa perkuliahan.

Tetapi aku sangat bersyukur ada dalam komunitas Pertiwat. Melalui setiap wadah pembinaan yang ada, aku merasa sedang dalam masa PROCESSING, untuk berhati-hati dalam berkata-kata. Aq sudah mulai menyadari kalau, kata-kata yang perlu aku perbanyak adalah kata-kata yang bermanfaat, yang bisa membangun orang lain, tanpa harus menyakiti hatinya. Walaupun harus mengkritik orang lain, bisa di sampaikan dengan pelan-pelan.

Satu hal lagi yang cukup mengena dari perikop ini adalah aku sering langsung menghakimi orang lain (walaupun seringnya dalam hati), tanpa aku pikirkan terlebih dahulu mengapa ia melakukan hal itu ( yang menurut pandanganku salah) dan aku tidak sadari, tidak refleksi diri terlebih dahulu.

Dan yang menjadi komitmenku dari perikop ini adalah:
◦ Mulai dari sekarang (umumnya), dalam waktu 1 bulan setelah perkuliahan aktif (khususnya), aku akan selalu mengeluarkan kata-kata yang membangun, misalnya pujian.
◦ Mulai dari sekarang aku tidak boleh lagi mudah menghakimi orang lain, harus berpikir positif!!!

No comments:

Post a Comment